Jumat, 05 Agustus 2011

[FF/Series/Fantasy, Romance/General/1of?/Fallen Angel]


          “Aku pulang duluan ya~ bye.”, pamitku, lalu berjalan meninggalkan sekolah.
          “Hyun-ah, hati-hati ya!”
          “Ne~”

          Aku berjalan pelan menyusuri jalanan yang mulai sepi. Saat tiba di sebuah mesin penjual otomatis, aku berhenti. Aku memasukkan beberapa uang logam ke mesin itu dan mulai memilih minuman yang kuinginkan.


          Aku bersandar di tembok di dekat mesin penjual otomatis itu dan membuka kaleng minumanku. Kusesap perlahan minuman itu dan menengadah menatap langit. Sudah mulai malam. Aku tersenyum, pantas saja udara mulai dingin. Saat asik memandang langit, tiba-tiba aku melihat sesuatu berkelap-kelip diatasku.

          “Ah~ bintang jatuh!”, seruku, lalu mengatupkan kedua tanganku. Mengucapkan permintaanku di dalam hati.

Semoga aku di pertemukan oleh namja tampan yang bisa membuatku tersenyum dan selalu bahagia…

          Setelah mengucapkan permintaan, aku membuka kedua mataku dan kembali menatap langit. Tapi, bintang yang tadi semakin dekat denganku. Eh? Bagaimana bisa?? Semakin kuperhatikan, bintang itu berbentuk…

          “Awasss!!”, teriak bintang itu.

          Heh? Bintang bisa teriak?

          Brukkk~!!! Aku merasa sesuatu menabrakku dengan keras. Aku menjerit keras dan aku merasa sentuhan hangat di bibirku. Ada yang membekapku!

          “Hei, yeoja… bisakah kau tidak ribut?”, ucap seseorang. Aku membuka mataku dan melihat seseorang sedang berada di hadapanku. Seorang lelaki tampan yang kuimpi-impikan! 

Eh, tunggu—dia punya sayap?!

          “Kau ini apa!?”, teriakku.
          “Sssh… diamlah.”, pintanya, lembut.
          “Eh… i… iya.”, gugupku.

          Aku melihat ke kiri dan ke kanan. Jalanan sudah sepi. Daerah di dekat apartmentku memang lumayan sepi sih.

          Kuperhatikan lelaki itu, di sekitar matanya terlihat lebam, tubuhnya juga penuh luka dan sayapnya sedikit berantakan, bahkan salah satu sayapnya terluka dan mengatup karena tak bisa di gerakkan.

          “Boleh aku mampir ke rumahmu?”, tanya lelaki itu. Dia terlihat sangat letih.. dan kesakitan.

          “He? Mampir ke rumahku? Baiklah.”, ujarku. Bagus juga kan kalau ada malaikat di apartmentku? Jadi ada yang bisa melindungiku. Hehehe~

          “Gomawo, yeoja.”

          Aku berjalan beriringan bersama namja itu. Dia berjalan dengan sedikit tertatih. Akhirnya dia memaksakan dirinya terbang di sampingku, walaupun kakinya terseret karena sayap kanannya tidak berfungsi dengan baik.

          “Kau ini apa sih?”, tanyaku penasaran.
          “Masa kau tidak bisa menebak?”, tanya lelaki itu, sambil menatapku intens.
          “Eh? Aku sudah menebak sih.”, gumamku.
          “Apa?”, tanya lelaki itu.
          “Kau… Lucifer?”, jawabku, dengan nada seperti bertanya.
          “Mwo?! Lucifer?? Hahahah!”, ujar lelaki itu, lalu tertawa keras.
          “Jangan tertawa!”, seruku kesal.
          “Gomenne~ aku bukan Lucifer, tapi Guardian Angel.”, ucap lelaki itu.
          “Oh yeah?! Siapa namamu?”, tanyaku, excited.
          “Aku Seungri. Oh ya, tenang saja. Aku sudah tau namamu.”, ujar lelaki itu, sambil 
tersenyum manis.
          “Kau tahu?”, tanyaku.
          “Ne, namamu Hyunri. Choi Hyunri.”
          “Bagaimana bisa?”, tanyaku, kaget.

          Seungri tersenyum kecil, lalu mengusap kepalaku. Aku merasa darahku berdesir dan seluruh tubuhku terasa hangat.

          “Sekali aku menyentuh seorang manusia, maka aku akan mengetahui namanya. Kedua kali aku menyentuhnya, maka aku akan mengetahui seluk-beluk kehidupannya dan rahasianya.”, ujar Seungri.

          “Apa!? Ja… jadi kau sekarang tahu semua rahasiaku?!”, seruku kaget.

          “Ne, kau suka ketiduran di kelas, suka bolos, tidak suka belajar sosiologi, tidak suka—“ aku menutup mulut Seungri sebelum dia melanjutkan omongannya.

          “Diamlah~”, pintaku.

          Seungri mengangguk, lalu aku melepaskan tanganku dari wajahnya. Setelah itu Seungri tersenyum licik.

          “Oh yeah~ aku juga tahu ukuran tubuhmu sekarang. Hahaha!”, ujar Seungri sambil tertawa licik.

“Dasar malaikat mesum!!”

To Be Continue~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar