Selasa, 09 Agustus 2011

[FF/Series/Fantasy, Romance/pg-15/3of?/Fallen Angel]

chapter ini lebih panjang dr chapter yg lain u,u jgn bosen baca ya~


         “Tempat ini kosong, girl.”, ucap malaikat yang memegangku tadi.

          “Tapi iblis itu benar-benar ada disini dan menyerang Seungri.”, balasku.

          Malaikat yang memegangi Seungri tadi membaringkan Seungri di tempat tidurku dan meletakkan telapak tangannya di sayap Seungri.


          “Hale.”, ucapnya pelan. Lalu terlihat cahaya berpendar dari tangan malaikat itu.

          “Hei…”, gumam yang satunya. Ia membungkuk di dekat lemari bajuku, lalu memungut sesuatu yang sepertinya bulu berwarna hitam.

          “Itu bulu dari sayap iblis itu kan?”, celetukku.

          Malaikat itu mengangguk.”Dilihat dari teksturnya, dia adalah iblis yang terkuat.”

          “Apa? Tapi kenapa dia menyerang Seungri?!”, tanyaku, kaget dengan perkataan malaikat itu. Malaikat itu tersenyum miris.

          “Entahlah.”

          “Seungri kelihatan lelah sekali.”, gumam yang satunya.

          “Kau mau membawanya pulang?”, tanya malaikat yang di depanku.

          Yang satunya menggeleng.”Biar saja dia disini dulu. Kita masih harus berpatroli.”

          Aku menatap mereka berdua.”Kalian yakin? Aku takut Seungri akan di serang lagi.”, ujarku, penuh rasa khawatir.

          “Oh, come on. Seungri tidak lemah.”, gerutu yang satunya.

          “Baiklah.”, gumamku.

          “Oh ya, namaku Taeyang.”, ucap malaikat di depanku, lalu tersenyum padaku.

          “Aku D-Lite.”, sahut yang satu, ia tersenyum kecil padaku.

          “Kami titip Seungri ya.”

          Aku mengangguk.”Serahkan saja semuanya padaku.”

          Kedua malaikat itu tersenyum, lalu mengepakkan sayap mereka keluar dari apartmentku. Dengan segera aku menutup pintu berandaku dan menguncinya, serta menutup tirainya. Yap, pintu berandaku memang terbuat dari kaca.

          Aku duduk di samping Seungri. Wajahnya terlihat kusut sekali, tapi aku lega dia bisa istirahat. Ternyata malaikat itu seperti manusia ya…

          “Ngh..” Seungri menggeliat pelan. Tanpa sengaja tangannya menyentuh tanganku, lalu aku menggenggam tangan itu.

          “Tidurlah, Seungri.”, ucapku lembut. Saat itulah kedua tangannya yang besar menarik pinggangku dan memelukku erat.

          “Se-Seungri?!”

          Aku mendorong Seungri menjauh dariku, tapi dia malah menarikku. Dia memegang kedua pipiku, lalu menciumku, ia menggigit bibirku. Aku tidak bisa menolak, aku terhanyut. Tidak-tidak! Ini tidak benar… tapi…

          “Chaerin…”

          Aku langsung mendorong Seungri menjauh dariku. Chaerin?? Jadi dia menciumku sambil memikirkan wanita itu? Aku segera turun dari tempat tidur dan berjalan menuju ruang tv. Aku duduk meringkuk diatas sofa, mengacak-acak rambutku. Kurasakan perih di sudut bibirku. Pasti terluka karena ciuman Seungri tadi.

          Babo, padahal baru saja bertemu tetapi aku sudah jatuh cinta padanya. Ini tidak benar. Aku tidak boleh menyukai malaikat. Apalagi…

          “Hyun? Kapan kita kembali?”, gumam Seungri dengan suara serak. Sepertinya dia terbangun karena gerakanku yang terlalu kasar.

          “Baru saja.”, jawabku singkat.

          “Kau kenapa?”, tanya Seungri, lalu duduk di sampingku. Kurasakan jantungku kembali berdegup dengan cepat. Aku memalingkan wajahku. Mataku memanas. Babo, jangan menyukainya.

          “Aku tidak apa-apa, cuma mengantuk.”, jawabku.

          “Yakin?”

          “Ne, tentu saja.”, jawabku.

          Aku menatap ke jendela yang sudah tertutup tirai. Ada kilat. Sebentar lagi akan hujan. Tiba-tiba listrik mati dan aku tidak bisa melihat apapun. Hawa dingin menusuk tulang karena hujan sudah mulai turun. Aku meringkuk memeluk tubuhku sendiri.

          “Dingin?”, tanya Seungri.

          “Oh.”, jawabku diiringi dengan anggukan.

          “Kemarilah.”, gumam Seungri, lalu menarik tanganku dan menuntunku untuk duduk di dekatnya. Aku merasa degup jantungku semakin cepat.

          Kurasakan lembutnya bulu-bulu sayap Seungri menggesek punggungku, lalu sayap itu melingkariku. Hangat. Tangan Seungri juga melingkar di pinggangku, membuatku merasa sesak. Tuhan, aku benar-benar jatuh cinta pada malaikatmu ini…

          “Hangat?”, tanya Seungri.

          “Ne…”, jawabku. Dadaku terasa sesak dan akhirnya aku menangis.

          “Eh?! Kau kenapa, Hyun??”, tanya Seungri panik. Di tatapnya mataku, membuatku semakin ingin menangis. Membuatku semakin ingin memilikinya.

          “Aniyo, aku tidak apa-apa…”

          “Kau yakin? Kau terlihat kacau.”, ucap Seungri.

          “Kau bisa melihat dalam kegelapan pekat seperti ini?”, tanyaku.

          “Ne, aku bisa melihat semuanya dengan jelas. Termasuk hatimu yang sedang bersedih… ceritakan padaku, apa yang mengganggumu, Hyunri?”, ujar Seungri, sambil menyentuh daguku.

          Aku memalingkan wajahku.”Aku baik-baik saja.”

          “Kau berbohong.”

          “Kau mengetahui apa yang kupikirkan. Iya kan?”, tanyaku, tetap memalingkan wajahku dari tatapannya.

          “Ya. Aku…”

          “Berhentilah membaca pikiranku.”, lirihku.

          “Tapi… ini tak bisa kukendalikan, karena aku sudah menyentuhmu. Aku…”

          “Aku tak peduli.”

          Ia memegang kedua pipiku, memaksaku menatapnya.“Hyunri… kau kena—hei, kau terluka.”, bisik Seungri, kurasakan nafasnya tepat di hadapanku. Aku memejamkan mataku. Takut untuk menatapnya.

          “Siapa yang berani melukaimu?”, tanya Seungri, pelan. Kurasakan jarinya menelusuri bibirku. Membuatku bergidik pelan.

          “Kau ketakutan, Hyun…”

          “Aku takut padamu, Seungri.”, lirihku, lalu memegang tangannya dan menjauhkannya dari wajahku.

          “Waeyo? Apa aku telah menyakitimu, Hyun?”, tanya Seungri, nada suaranya pelan dan rendah. Aku menggeleng, lalu berusaha menjauh darinya, namun sayapnya menahanku dan malah mendorongku semakin dekat dengannya.

          “Seungri, lepaskan aku.”

          “Kau benar-benar membenciku?”, lirih Seungri. Aku menggeleng.

          “Aku mengerti. Aku akan pergi, Hyun. Mungkin kau tidak nyaman dengan keberadaanku di rumahmu. Mungkin aku hanya mengganggu. Selamat tinggal.”, ujar Seungri. Kurasakan sayapnya berhenti melingkari tubuhku, lalu kudengar suara kepakan sayap dan hempasan angin menerpaku.

          Seungri sudah pergi. Secara tak langsung aku telah menolaknya. Ya Tuhan, betapa bodohnya aku… saat itu aku merasa menyentuh sesuatu yang lembut. Saat kupegang, ternyata kemeja Seungri yang telah dilepaskannya. Aku memeluk kemeja itu sambil menangis.

          “Hah… akhirnya si bodoh itu meninggalkanmu, Hyunri.”, kudengar suara seseorang menggumam di belakangku. Dengan cepat aku berbalik, tetapi aku tak melihat apapun karena gelap.

          “Bang!”, seru seseorang lalu mendekap tubuhku dari belakang.”Gotcha!”

          “Nuguya!?”, teriakku.

          Perlu kalian ketahui, apartmentku kedap suara. Jadi walaupun aku berteriak sekencang apapun tak akan terdengar oleh tetangga.

          “Aku? Kau tak mengenalku?”

          Kurasakan bibir tipis menyentuh leherku. Aku bergidik, lalu menepisnya dengan tanganku. Aku berusaha melepaskan diri dari sentuhan makhluk itu, namun ia terlalu kuat.

          “Aku datang kesini untuk menggoda imanmu yang sedang goyah, manis.”, bisik suara rendah itu. Aku bergidik pelan. Aku takut.

          “Kau… kau mau apa?”, gugupku.

          “Tatap aku.”, perintah makhluk itu. Lalu kulihat wajah yang membuat jantungku berdetak cepat. Seungri… Seungri ada tepat di depan mataku.

          “Se… Seungri? Kau tak jadi pergi?”, tanyaku, lalu meraba wajah itu. Namun aku tersadar, bahwa namja ini pasti bukan Seungri. Ia bilang bahwa ia akan menggoda imanku. Dialah iblis itu!

          Aku menampar wajah itu dengan keras, lalu berlari menuju kamarku. Aku tak melihat apapun, tapi setidaknya aku harus kabur dari namja itu.

          “Kemarilah, manis. Kau tak akan bisa lari dariku.”, ucap namja itu, lalu aku merasa seakan tertarik mundur dan kembali kepada namja itu.

          “Apa yang kau inginkan!?”, seruku.

          “Tubuhmu menggiurkan.”, ucap namja itu tanpa menjawab pertanyaanku. Aku merasa diriku dalam bahaya, tanpa sadar aku meneriakkan nama Seungri.

          Saat itu kudengar suara kaca pecah. Mungkin dari kamarku. Dan terlihatlah sesosok manusia dengan cahaya berpendar di sekitarnya. Tubuhnya basah kuyup.

          “Hyun? Aku datang untuk mengambil baju—hei! Apa yang kau lakukan pada Hyunri!?”, seru Seungri. Kurasakan namja di belakangku itu memeluk tubuhku. Aku meronta berusaha melepaskan diri.

          “Seungri, tolong aku…”, pintaku.

          Seungri berjalan mendekatiku, lalu mengambil kemejanya yang teronggok di sofa. Ia mengenakan kemejanya. Kulihat mata Seungri menatap tajam namja di belakangku, lalu tinjunya yang besar itu dengan cepat melayang kearah namja di belakangku.

          Terdengar suara ‘bluk’ teredam. Seungri berhasil memukul namja itu dan Seungri menarikku ke dalam pelukannya.

          “Guard.”, lirih Seungri, lalu kurasakan hawa sekitarku menjadi hangat dan tanpa kusadari, aku telah dilingkari sebuah lingkaran emas seperti cincin.

          “Untuk apa ini?”, tanyaku.

          “Melindungimu.”, jawab Seungri, lalu di tengah kegelapan, aku melihat kelebatan sayap terkepak dan mendengar bunyi pukulan-pukulan teredam bahkan barang-barang pecah.

          “Jangan pernah sekali-sekali menyentuh Hyunri!!”, seru Seungri, keras.

          “Kenapa kau!? Bukannya tadi kau meninggalkannya??”

          “Aku…”

          “Kau tahu bahwa malaikat dilarang jatuh cinta dengan manusia!!”, seru namja itu.

          Saat listrik kembali menyala, kulihat apartmentku sudah berantakan dan Seungri tidak ada disana. Begitu juga dengan namja itu.

          “Seungri!?”, seruku.

          Prangg~! Aku mendengar suara pecahan kaca. Aku ingin berlari menghampiri sumber suara, tapi apakah bisa? Dengan lingkaran cahaya seperti cincin ini melingkariku, apa aku bisa bergerak? Saat kucoba, ternyata bisa!

          Dengan segera aku berlari menuju sumber suara dan aku melihat kedua namja itu sedang baku hantam di beranda. Keduanya basah di guyur hujan. Saat berlari kearah beranda, kudengar Seungri berteriak.

          “Jangan! Pelindungnya akan hilang jika terkena hujan!”

          “Tapi—“

          “Dengarkan aku, Hyun.”

          Aku berdiri diam di tempatku. Terdiam melihat mereka yang sedang baku hantam. Saat pukulan telak mengenai wajah Seungri, Seungri terpental jatuh dari beranda, saat itulah aku tak bisa menahan diri dan berlari keluar dari apartmentku.

          “Seungriiii!!!”, teriakku. Aku berbalik dan melihat namja itu hendak menarikku, tanpa berpikir panjang aku melompat mundur dan terpeleset. Aku terjatuh dari beranda.

          “Kyaaaa!!”, teriakku.

          “Hyunri! Awas~!”, seru Seungri, lalu menangkapku.

          “Babo! Sudah kubilang jangan keluar kan??”, marah Seungri, lalu menggendongku kembali ke beranda. Saat itu kulihat dua orang namja malaikat, teman Seungri itu, sedang memegangi iblis itu.

          “Kalian tak akan bisa menangkapku!”, seru namja itu, lalu ia menarik kedua tangannya dari cengkraman kedua malaikat itu dan terbang ke angkasa.

          “Ingatlah para malaikat, kalian tak akan pernah menang!”, seru namja itu lalu menghilang di kegelapan malam.

          “Ohh shittt~!”, seru Taeyang, marah. Tetapi D-Lite tetap tenang.

          “Kalian berdua selalu saja…”, keluh D-Lite saat melihat kami berdua basah kuyup.

          Mereka berdua masuk ke dalam apartmentku dan berdecak kesal. Mereka berdua menatap Seungri yang masih menggendongku ala bridal style.

          “Kau ini! Kalau berkelahi, jangan di rumah orang! Kasihan kan!?”, seru D-Lite, lalu merentangkan kedua tangannya.

          “Repair!”, serunya lantang.

          Semua perabotan kembali ke tempat semula, vas-vas bunga yang pecah kembali seperti semula. Kaca-kaca yang pecah juga kembali dengan sendirinya. Benar-benar luar biasa…

          “Kau, yeoja, cepat ganti bajumu sebelum masuk angin. Kami bertiga akan menjagamu.”

          Aku mengangguk dan segera turun dari gendongan Seungri. Aku berjalan gontai kearah kamarku dan menutup pintunya. Kuganti seragamku yang basah dengan sebuah piyama biru bergambar babi. Hari ini terasa sangat panjang..

          Saat keluar dari kamar, kulihat Taeyang sedang membuat sesuatu di dapur. Aku duduk di meja makan bersama Seungri dan D-Lite. Kulihat tubuh Seungri sudah kering. Aku menatapnya heran.

          “D-Lite yang mengeringkannya.”, jelas Seungri tanpa di minta.

          Aku mengangguk, lalu berpaling kearah Taeyang.”Hei, kau ngapain?”, tanyaku. Aku bangun dari dudukku, lalu menghampiri Taeyang.

          “Aku membuatkan cokelat panas untukmu.”, jawab Taeyang.

          “Kau bisa membuatnya?”, tanyaku heran.

          Taeyang tersenyum.”Eommaku yang mengajarkannya.”

          “Malaikat punya eomma?”, tanyaku kaget.

          Taeyang tersenyum lagi, namun kali ini senyum tipis.”Aku nephilim. Setengah manusia dan setengah malaikat.”, jawabnya. Ia menatapku, lalu memberikan mug berisi cokelat panas.

          “Nephilim?”

          “Ya, seharusnya aku tidak boleh ada. Tapi karena eommaku telah memohon kepada appa agar aku tidak di bunuh, Tuhan memaklumi dan mengangkatku menjadi Patroling Guardian.”, ujar Taeyang.

          “Oh… apakah, semua anak hasil hubungan malaikat dengan manusia akan menjadi nephilim?”, tanyaku, tak bisa menahan rasa penasaranku.

          “Yeah. Tentu saja.”, jawab D-Lite. Ia tersenyum miris.

          “Tapi dari ribuan nephilim, hanya satu yang pernah di maklumi Tuhan, yaitu Taeyang. Apalagi eommanya sangat tulus meminta maaf dan memohon kepada Tuhan agar anaknya tidak di bunuh. Benar-benar pengorbanan luar biasa.”

          “Sayang, umur manusia tidak panjang. Eomma sudah mati ribuan tahun yang lalu.”, gumam Taeyang. Ia tersenyum padaku.

          “Eommaku, mirip sekali denganmu.”, ujar Taeyang, membuatku tersentak. Ia membelai rambutku dengan lembut.

          “Tapi dia bukan eommamu, Taeyang.”, ucap Seungri. Ia menatap Taeyang tajam.

          “Well, aku tak bilang dia eommaku. Aku hanya bilang dia ‘mirip’, Seungri.”, sahut Taeyang.

          “Oh yeah.”, timpal Seungri datar.

          “Uhm. Apa tugas Patroling Guardian?”, tanyaku, mengalihkan pembicaraan.

          “Well, tugasnya adalah patroli di seluruh penjuru dunia dan membuang iblis ke neraka.”, jawab D-Lite.

          “D-Lite, kau termasuk malaikat apa?”, tanyaku.

          “Aku? Guardian Angel, sama seperti Seungri. Yah~ aku setingkat diatas Seungri karena Seungri belum bisa menggunakan kekuatannya.”, ujar D-Lite, lalu nyengir kearah Seungri.

          Seungri memanyunkan bibirnya.

          “Hei, kau tinggal sendirian di apartment sebesar ini?”, tanya Taeyang, sambil mengedarkan pandangannya ke segala penjuru.

          “Yep. Orang tuaku ada di luar negeri dan aku memilih untuk tinggal disini, yah, setiap bulannya aku akan dikirimi uang tentunya.”, gumamku.

          “Hebat~”

          “Hei, apa kalian tidak patroli lagi? Diluar sana pasti banyak iblis berkeliaran.”, ujarku, sambil menatap keluar jendela.

          “Yeah, seharusnya kami patroli lagi. Tapi, kami akan kembali dulu. Ada laporan yang harus kami berikan. Hehe~ bubye!”, ujar Taeyang, lalu menyeret D-Lite dan pergi dari apartmentku.

          Seungri mengempaskan tubuhnya di sofaku. Kulirik jam digital yang terpasang di dinding ruang tv. Sudah hampir jam dua pagi. Aku tercengang.

          “Wae?”, tanya Seungri saat melihatku menganga.

          “Eh.. aniyo, hanya saja aku merasa hari ini sangat panjang.”, jawabku, lalu menyesap cokelat panas buatan Taeyang.

          “Apa minuman itu enak?”, tanya Seungri sambil menatapku.

          Aku menatap Seungri.”Kau mau?”, tanyaku. Kusodorkan mug itu kepadanya dan dia menerimanya dengan ragu-ragu.

          “Apa ini aman?”, tanya Seungri.

          “Babo! Memang aku rabies sampai kau bertanya seperti itu?”, ujarku dengan kesal.

          Seungri nyengir kuda.”Hehehe, jangan marah. Aku hanya bercanda kok.”, ucapnya. Ia meminum cokelat panas itu.

          “Wow~ enak.”

          Aku tersenyum, tapi saat dia mengembalikan mug itu, aku menatapnya lagi.”Kenapa kau habiskan, babo?!”

To Be Continue

3 komentar:

  1. Anyyeong, aku uda baca yg part 1 sama 2, mian baru komen di part yg ke tiga ini. Aku suka sama ide ceritanya, kece ^. Pas Seungri jaleous ama Taeyang lucu deh, kkk~
    Tapi kenapa tiap part cuman pendek ya? Panjangin lagi dong, thor. Seru nih, pengen tau konflik intinya kaya gimana.
    Eh iya itu malaikatnya Seungri, Taeyang ama Daesung doangan ya? Lah GD ama TOP kemana, thor? Jangan bilang mereka yg jadi iblis 0.o. *die*
    Keep writing. Hwaiting ^o^

    BalasHapus