Jumat, 14 September 2012

[FF] HORROR STORIES Part 1


TITLE: Horror Stories [Part 1]

CAST:
-         Kim Jong In (Kai) EXO
-          Park Chanyeol EXO
-          Byun Baekhyun EXO
-          Do Kyungsoo EXO
-          Krystal f(x)
-          Victoria f(x)
-          Jung Yoogeun

GENRE: Horror

DISCLAIMER: I don’t own the character, just own the plot.

A/n: ANNYEONG~! Saya kembali dengan ff baru. Kekeke~ kali ini genre-nya horror. Oh yeah~ cast-nya tiap part berubah ya. Selamat membaca~

*****

FIRST

Hari itu, sekitar jam 11 malam, dua orang namja, Chanyeol dan Baekhyun, dari jurusan Geofisika sedang mengerjakan tugas menggunakan internet di gedung rektorat. Ketika mereka sedang asik mengerjakan tugas, tiba-tiba seorang ahjussi menghampiri mereka berdua. Ahjussi itu hanya diam sambil memperhatikan mereka berdua mengerjakan tugas.

Merasa risih, Chanyeol tergesa-gesa mengerjakan tugasnya dan tanpa sengaja menjatuhkan pensilnya ke kolong meja. Ketika ia menunduk untuk mengambil pensilnya, Chanyeol merasa aneh. Kenapa hanya ada dua pasang kaki? Sementara ada tiga orang di ruangan ini. Saat Chanyeol melirik kearah ahjussi itu, ia kaget. Kaki ahjussi itu tidak ada!

Chanyeol segera menegakkan badannya dan berpura-pura menerima sms di iPhone-nya. Baekhyun menatap Chanyeol dengan tatapan aneh.

“Waeyo, Chan?”


“Ehm, eomma-ku menyuruhku pulang. Mian ya, aku duluan, Hyun,” jawab Chanyeol sambil merapikan barang-barang miliknya. Chanyeol merasa ahjussi tadi memperhatikannya.

Saat ia berjalan pulang, Chanyeol mengirim sms pada Baekhyun. Ia menyarankan agar Baekhyun berpura-pura menjatuhkan pulpen atau pensilnya ke bawah kolong dan Chanyeol bilang agar Baekhyun tetap tenang setelah mengetahui kenyataannya.

Baekhyun pun melakukan apa yang di sarankan Chanyeol. Ia menunduk ke bawah kolong meja dan menatap kaki ahjussi tadi. Betapa terkejutnya Baekhyun. Ia tetap berusaha tenang dan merapikan barang-barangnya. Setelah itu, Baekhyun menatap ahjussi tadi sambil tersenyum kaku.

“Mian, ahjussi, aku duluan ya… sudah malam,” ucap Baekhyun.

Ahjussi itu menatap Baekhyun dan menjawab,”SUDAH MALAM ATAU KAU SUDAH TAHU?”

Sontak Baekhyun terkejut dan segera lari terbirit-birit tanpa menoleh ke belakang lagi. Sampai saat ini tak ada yang tahu siapa ahjussi itu sebenarnya. Apa dia pegawai di rektora itu atau apa, tak ada yang berani berspekulasi karena takut di ganggu oleh ahjussi itu.

*****

SECOND

Saat itu, Kai, Kyungsoo, dan Krystal sedang belajar untuk praktek bedah mayat keesokan harinya di perpustakaan yang saat itu sedang sepi pengunjung. Mereka terlihat serius belajar dan saling berdiskusi satu sama lain. Saat tengah belajar serius, seseorang menghampiri mereka. Ia berperawakan seperti dosen universitas ini.

“Hei, kalian sedang belajar ya?” tanya ahjussi itu.

“Ne, ahjussi,” jawab Krystal. Ia menatap ahjussi itu sambil tersenyum.

“Untuk uji teoritis besok?” tanya ahjussi itu lagi, dengan ramah.

“Ne…,” Kai menjawab acuh karena ia terlalu sibuk dengan materi yang belum ia pelajari.

“Aku akan memberikan kalian bocoran soal, apa kalian tertarik?” ahjussi menawarkan dengan ramah, kemudian ia menambahkan,”aku jamin, bocoran soal ini seratus persen benar, karena aku yang membuatnya.”

“Jeongmal, ahjussi? Tentu saja aku mau!” jawab Krystal girang.

“Ne, itu pasti sangat membantu, ahjussi,” ucap Kyungsoo .

Akhirnya ahjussi itu memberikan beberapa lembar soal kemudian pergi meninggalkan mereka bertiga. Percaya gak percaya, Kai, Kyungsoo dan Krystal membaca soal-soal itu.

Keesokan harinya, mereka bertiga kaget, karena soal-soal dari ahjussi itu, benar-benar sama persis dengan apa yang diberikan oleh ahjussi itu. Mereka bertiga kegirangan. Tetapi, pas ujian praktek, ada sesuatu yang benar-benar di luar dugaan.

Jenazah yang dipakai untuk ujian praktek adalah ahjussi yang memberikan bocoran soal kepada mereka! Sontak mereka bertiga kaget dan shock. Krystal sampai menangis sesenggukan karena ketakutan. Mereka bertiga tak menceritakan pengalaman mereka bertiga pada dosen ketika ditanyakan.

*****

THIRD

Yoogeun kecil berumur 5 tahun tidak penakut untuk anak seumurannya. Ketika ia hendak tidur, sekitar jam 11 malam, bersama kedua orang tuanya. Lampu kamar dan kamar mandi di matikan, walaupun pintu kamar dan pintu kamar mandi tidak ditutup.

Tempat tidur Yoogeun dan orang tuanya berhadapan dengan kamar mandi. Ketika itu, Yoogeun terus saja menatap pintu kamar mandi. Tiba-tiba, Yoogeun melihat siluet bayangan hitam dengan kepala plontos dan tubuh yang sangat kurus melambai padanya.

“Appa… itu siapa? Mengapa ia ada di dalam kamar mandi?” tanya Yoogeun polos.

“Eh? Siapa, Geun-ah?”

“Itu!” dia menunjuk kearah kamar mandi. Bayangan hitam itu tetap melambaikan tangan padanya.

“Yoogeun-ah…”

“Ayo lihat, appa…,” rengek Yoogeun.

Akhirnya appa Yoogeun turun dan menuntun anaknya menuju kamar mandi. Yoogeun masih saja melihat bayangan itu dengan jelas, walaupun dalam kegelapan. Saat appa-nya menyalakan lampu, bayangan hitam itu menghilang.

“Lihat, Geunnie~ tidak ada apa-apa,” ucap eomma Yoogeun yang duduk di atas tempat tidur.

“Tapi tadi ada disini!” Yoogeun bersikeras sambil menunjuk tempat dimana ia melihat bayangan hitam itu. Appa Yoogeun hanya menggeleng-geleng.

“Sudahlah, sayang,” ucap appa Yoogeun pada istrinya,”Yoogeun mungkin melihat ‘dia’.”

“Ah mungkin saja… ayo tidur lagi.”

Mungkin yang dimaksudkan dengan ‘dia’ oleh appa Yoogeun adalah penghuni rumah itu? Entahlah, sampai sekarang Yoogeun masih tetap memikirkan bayangan yang dilihatnya itu.

*****

FOURTH

Di sekolah Sulli ada murid baru, seorang namja dan dia sangat membosankan. Keunikan anak itu hanya satu, dia selalu memakai kacamata hitam di dalam kelas. Ia selalu duduk di pojok kelas dan tak pernah berbicara. Ketika teman-teman maupun guru bertanya, dia tak pernah menjawab.

Suatu hari, Sulli dan Kai sedang bermain bola di dalam kelas, ketika Kai terlalu keras menendang bola, tanpa sengaja bola itu mengenai wajah si anak misterius itu. Sulli langsung berlari kearah anak itu dan meminta maaf. Namun, apa yang dilihat Sulli membuatnya berteriak dan jatuh pingsan.

Kai langsung menggendong Sulli dan ia melirik kearah anak baru itu, ia pun terkejut. Ada yang aneh dengan anak baru itu, ketika ia memakai kacamatanya lagi. Ia segera membawa Sulli ke UKS. Disana, petugas UKS membantu Kai menyadarkan Sulli dan setelah Sulli sadar, ia diam dan tak mau menceritakan apa yang dilihatnya. Ia hanya menggeleng dan diam.

“Kai, apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Amber, yang merupakan guru bina konseling di kelas Kai dan Sulli. Dengan gugup, Kai menjawab…

“Tentang anak baru itu, sonsaeng-nim…,” Kai menarik nafas, lalu kembali melanjutkan kalimatnya,”ia tak punya mata—maksudku, kedua bola matanya tak ada. Hanya ada dua buah lubang berwarna merah—yang seharusnya menjadi tempat bola matanya.”

“M-mwo?? Kau tidak bercanda kan, Kai?” Amber menganga mendengar jawaban Kai.

“Aku bersumpah, sonsaeng-nim, aku tidak bohong. Anak itu benar-benar aneh!” seru Kai, frustasi.

“Tunggu disini, sonsaeng-nim akan melaporkannya pada wali kelas kalian,” ucap Amber lalu dengan cepat berjalan kearah ruang guru.

Disana, wali kelas Sulli dan Kai, Victoria, kaget dengan cerita Amber. Ia segera mencari arsip untuk biodata anak kelas 2 SMP, termasuk anak baru itu di dalamnya. Ia tak menemukan arsip untuk angkatan itu, hilang tak berbekas. Akhirnya, Victoria mencari biodata anak baru itu di internet dan ia menemukannya.

Segera Victoria berjalan kearah kelas binaannya dan ia melihatnya, anak itu masih duduk dengan manis di bangku pojoknya. Melihat keadaan aman, Victoria segera berjalan menuju keluar sekolah dan menuju ke rumah anak itu.

Saat pintu dibuka, terlihat seorang wanita tersenyum sendu pada Victoria. Ia mempersilakan Victoria masuk dan duduk di ruang tamu.

“Ada yang bisa saya bantu, agasshi?” tanya wanita itu pelan.

“Mianhamnida, ahjumma… anak anda merupakan muridku. Ia sedang belajar di sekolah sekarang…,” Victoria memulai ceritanya.

Tiba-tiba wanita itu menangis sesenggukan.

“Ah-ahjumma, mianhae, jangan menangis…,” Victoria terlihat panik.

“A-aniyo… kalau kau tahu, sonsaeng-nim… a-anakku… sudah meninggal karena kecelakaan di musim panas tahun ini,” ucap wanita itu, lalu menangis lagi.

“MWO? Tapi anakmu terlihat belajar di ruang kelasku, ahjumma!” ucap Victoria.

Victoria segera membawa wanita itu menuju sekolah dan diperlihatkanlah anak wanita itu. Wanita itu menangis haru. Ia memeluk anaknya dan berkata,”kau masih hidup nak? Syukurlah… eomma tak menyangka kau bisa belajar seperti dulu.”

Diam-diam, Victoria menghubungi ambulans. Dan ketika ambulans itu datang, anak itu segera dibawa ke rumah sakit. Di rumah sakit, ia meronta-ronta, menendang-nendang semua suster dan berteriak serta menyumpahi para dokter dan suster yang menanganinya.

Salah seorang dokter membuka kacamata hitamnya dan meletakkannya di meja nakas. Semua suster dan dokter terkejut melihat anak itu tak mempunyai mata. Seorang dokter langsung memeriksa detak jantung anak itu dan lagi-lagi ia terkejut. Tak ada detak jantung. Kulit anak itupun dingin.

“Anak ini sudah…”

“AKU BELUM MATI! LEPASKAN AKU! LEPASKAN!!!”

Tiba-tiba darah memancar keluar dari mata anak itu. Matanya yang bolong terus mengeluarkan darah segar, mulutnya pun memuncratkan darah. Ibu dari anak itu terus berdoa sambil menatap anaknya dari balik kaca pembatas.

Ketika keluarga anak itu datang, mereka membawa berita yang sangat buruk.

“Kuburan anakmu sudah rusak dan petinya dibongkar!”

Seorang saudara membawakan peti mati anak itu dan memasukkannya ke dalam ruang penanganan anak tersebut.

Ibu dari anak itu pingsan ketika mendengar kabar itu. Sementara anak itu makin memberontak ketika suster sudah tak kuat menahan badannya. Saat itu seorang dokter mengambil langkah cepat. Ia segera memasang alumunium pada mulut anak itu agar tidak berteriak lagi. Kaki dan tangannya diikat dengan rantai besi.

Dengan cepat semua dokter memasukkan anak itu ke dalam peti matinya dan dibawa ke kuburan tempatnya semula di kuburkan. Anak itu berusaha keluar dari peti matinya, dengan cepat anak itu dikuburkan kembali.
Jika kalian pergi ke makam anak itu pada malam hari, kalian akan mendengar suara geraman dan desahan dari kuburan anak itu. Ia masih saja ingin keluar. Lihatkan… orang yang sudah mati saja masih mau hidup. Bagaimana dengan kalian yang masih hidup? Apa masih menginginkan mati?

*****

HORROR STORIES PART 1 FINISH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar