Sabtu, 06 Agustus 2011

[FF/Series/Fantasy, Romance/General/2of?/Fallen Angel]



         -Hyunri’s House-

          “Kau bisa menyembuhkan lukamu sendiri?”, tanyaku.

          Seungri menggeleng.”Aku tidak punya kekuatan ‘Hale’ untuk menyembuhkan.”

          “Jadi kalau kau sakit bagaimana?”, tanyaku lagi.

          “Malaikat tidak pernah sakit, kecuali ada peperangan. Maka akan terluka seperti ini.”, jawab Seungri, lalu membuka bajunya. Aku langsung membalikkan tubuhku.

          “Hei, santai saja. Aku kan cuma topless.”, ujarnya, lalu tertawa melihat reaksiku.

          “Sialan!”, seruku, lalu berjalan menuju kamarku dan mengambil kotak obat.

          Saat kembali ke ruang tengah. Aku terpana saat melihat Seungri topless dengan sayap yang terbuka di belakang punggungnya dan cahaya yang berpendar-pendar di sekitarnya. Dia memang benar-benar tampan…


          Aku duduk di depannya, lalu mulai mengobati luka-lukanya. Saat akan mengobati luka di wajahnya, entah kenapa jantungku jadi berdebar-debar tidak karuan. Apalagi setelah aku melihat matanya yang gelap. Omo~ aku jadi serasa melayang.

          “Ada apa?”, tanya Seungri yang membuatku tersadar dari lamunanku.

          “E… eh? A-aniyo!”, ujarku, lalu dengan cepat mengobati lebam di sekitar mata dan bibirnya.

          Deg! Bibir itu… sialan! Kenapa aku jadi kacau begini? Apa semua malaikat punya pesona seperti ini?? Aku bisa mati kehabisan darah jika terus di dekatnya.

          “Hyunri, kau kenapa? Sejak berdekatan denganku, kau jadi aneh.”, ujar Seungri.

          Aku menjulurkan lidahku.”Aku tidak apa-apa.”

          “Bisakah kau mengobati sayapku? Aku merasakan nyeri di sekitar sayap kanan.”, pinta Seungri, sambil melebarkan sayap kanannya.

          Saat kusentuh sayap itu, bulu-bulunya terasa menggelitik. Lembut dan hangat sekali…

          “Ada luka sih, tapi tertutup oleh bulu-bulumu. Sepertinya terluka karena terbentur, lebih baik kau istirahatkan saja sayapmu.”, usulku saat selesai melihat sayapnya.

          “Yakin?”, tanya Seungri, sangsi.

          “Yakin. Seratus persen.”, aku meyakinkan.

          Seungri mengangguk, lalu menutup matanya. Dalam sekejap saja, sayap-sayap di punggungnya menghilang.

          “Disini nyaman.”, gumam Seungri sambil merebahkan dirinya di sofa.

          “Kenapa?”, tanyaku.

          “Karena auramu, hangat dan menyenangkan.”, jawab Seungri, lalu memejamkan matanya. Terlihat seperti menikmati sesuatu.

          “Kau ini, berlebihan.”, ucapku lalu terkekeh.

          “Kau tidak mengganti bajumu? Ini sudah malam dan kau masih memakai seragam sekolahmu.”, ujar Seungri.

          “Oh ya! Tunggu sebentar, oke? Aku akan mengganti bajuku.”

          Aku berlari memasuki kamarku dan menutup pintunya. Aku mendekap dadaku. Kurasakan degup jantungku. Keras sekali. Oh God! Aku tidak mungkin jatuh cinta pada malaikat kan??

          Saat akan membuka seragamku, kurasakan angin berhembus dari belakangku. Aku menoleh dan melihat siluet manusia sedang memasuki kamarku. Aku terpaku saat melihat sosok itu. Dia bukan manusia! Sayapnya yang hitam terbuka lebar dan dia menatapku dengan tajam. Dengan cepat dia terbang kearahku dan mendorongku ke dinding.

          “Seungri! Ada penyusup!!”, teriakku keras.

          Brakkk!! Terdengar pintu kamarku terlempar dengan keras. Seungri tercengang melihat seseorang di depanku.

          “Mana sayapmu Guardian? Kau terlihat lemah sekali.”, ejek namja di depanku ini.

          “Sayapku…”, Seungri memegang bahunya.

          “Dasar lemah!”, seru namja itu, lalu mengacungkan tangan kanannya kearah Seungri lalu seakan di dorong, Seungri terpental menabrak dinding kamarku. Ia meringis kesakitan.

          “Babo, kau terlalu lemah untuk menjadi malaikat!”

          Namja itu melepaskanku, kemudian berjalan menuju Seungri yang sedang meringis kesakitan sambil memegang bahunya. Tangan kanan namja itu teracung kembali.

          “Matilah kau, Guardian.”, ucap namja itu.

          Aku melirik sepatu kets yang terletak di samping tempat tidurku. Walaupun ini tidak akan melukai malaikat, tapi setidaknya membuat dia terfokus lagi padaku.

          “Hei! Makhluk bersayap jelek! Matilah kau!”, teriakku, lalu melempar sepatu ketsku ke kepala namja itu.

          Bukk! Terdengar suara teredam. Berarti lemparanku tepat sasaran! Osh!

          “Mau apa kau, manusia? Sepatumu ini mengganggu saja.”, ujar namja itu lalu berbalik kearahku. Aku cuma memeletkan lidahku.

          “Mau mati?”, tanya namja itu, lalu mengacungkan telunjuknya, membuatku terjatuh menabrak tempat tidurku.

          Kulihat Seungri berdiri tanpa suara dan melebarkan sayapnya. Ia mengepakkan sayapnya lalu meluncur kearah namja jelek itu. Seungri menendang kepala namja itu dengan keras hingga namja itu terpental. Namun namja itu kembali berdiri dan menyeringai.

          “Menyerang dengan cara fisik? Itu sudah kuno! Kau belum melihat kekuatanku yang sesungguhnya Guardian!”, seru namja itu.

          “Kenapa kau mengejarku?!”, tanya Seungri sambil tetap mengepakkan sayapnya.

          “Aku menginginkanmu, Guardian. Aku membencimu.”, jawab namja itu. Namja itu berjalan kearah meja belajarku dan mengambil sebuah penggaris besi. Ia tersenyum.

          “Ini bisa di jadikan media.”, gumamnya, lalu ia mengepakkan sayapnya. Ia merentangkan tangan kanannya, lalu sesuatu mengalir dari tangannya menuju penggaris besi itu, membuat penggaris besi itu berkilat-kilat dan kilatan itu memanjang seperti pedang.

          “Bagaimana? Tertarik untuk melawanku? Kau tak akan bisa menangkisnya.”, ucap namja itu, seringainya mengembang.

          Seungri tersenyum kecil, perlahan, ia menarik tanganku.

          “Aku tak bisa melawanmu, jadi…” Seungri memelukku.”Selamat tinggal!”, seru Seungri, lalu melesat keluar dari apartment sambil memelukku.

          “Seungri! Kita mau kemana?!”, tanyaku panik.

          “Entahlah! Tapi sebaiknya kita pergi dari sana, makhluk itu berbahaya.”, ujar Seungri, lalu memelukku semakin erat. Aku melingkarkan tanganku di bahunya.

          “Mianhae, aku jadi membawa masalah ke kehidupanmu.”, sesal Seungri, tapi aku menatapnya.

          “Aniyo, kau malah membuat hidupku tidak datar lagi seperti dulu.”, bantahku, lalu tersenyum kearahnya. Seungri balas tersenyum.

          “Oh ya, tadi itu makhluk apa?”, tanyaku.

          “Dia? Dia adalah iblis.”, jawab Seungri, matanya berubah kelam.

          “Mwo?”

          “Ne, iblis. Kau sendiri melihat perbedaan yang terletak pada sayapku dan sayapnya.”, ujar Seungri. Saat itu, tiba-tiba kami berdua meluncur turun tanpa kendali.

          “Seungri!! Kau tidak apa-apa!?”, seruku, lalu mengeratkan pelukanku di bahunya.

          Srak~! Terdengar suara sayap di kepakkan. Dan aku merasakan tanganku ditarik menjauhi Seungri dan seseorang memegangi bahu Seungri.

          “Seungri? Kau baik-baik saja?”, tanya makhluk yang memegangi Seungri. Seungri hanya mengangguk lemah sebagai jawaban.

          “Kau siapa, manusia?”, tanya makhluk yang memegangiku.

          “Ah… aku yang menemukan Seungri saat ia terjatuh.”, jawabku. Saat aku melihat makhluk yang memegangiku, aku terpana lagi.

          “Jangan memandangku seperti itu, aku minta maaf bila lancang memegangmu.”, ucap makhluk itu, setengah menggerutu.

          “Kalian ini apa?”, tanyaku.

          “Kami? Kami malaikat yang sedang patroli di muka bumi. Kami sedang mencari iblis-iblis yang turun ke bumi untuk menghasut manusia.”, jawab yang memegangi Seungri.

          “Oh! Ada satu iblis di apartmentku! Makanya kami kabur, karena dengan kondisi tidak fit, Seungri tak mungkin melawannya!”, seruku.


          Tangan yang memegangku sedikit menegang.”Dimana apartmentmu?”

To Be continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar